KOMPAS.com - JLL Asia Pasifik memprediski volume transaksi properti komersial di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015 akan mencapai 140 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 1.737 triliun.
Prediksi lonjakan transaksi tersebut berangkat dari pencapaian sepanjang 2014 lalu yang tercatat sebesar 131 miliar dollar AS (Rp 1.625 triliun).
Head of Research Capital Markets JLL Asia Pacific, Megan Walters, menjelaskan,berakhirnya quantitative easing (QE) di Amerika Serikat dan harapan bahwa suku bungaakan naik mendorong aktifnya akuisisi aset.
"Ekuitas swasta atau private equity (PE) hampir pasti akan menjadi pembeli dan penjualaktif di wilayah tersebut pada 2015. Sepanjang 2006-2007, dana PE melonjak lebih dari 10 miliar dollar AS atau Rp 124 triliun," tutur Walters dalam keterangan tertulis yang dikirimkan melalui surel kepada Kompas.com, Rabu (21/1/2015).
Meningkatnya volume transaksi komersial didukung oleh pasar terbesar di Asia Pasifik, yakni Australia, Jepang, dan Tiongkok, serta Korea Selatan, dan Selandia Baru.
"Investor menjadi lebih fleksibel dalam memilih tujuan investasi. Kami melihat investor baru beralih ke pasar Korea Selatan, India, Thailand dan negara berkembang lainnya. Sementara Singapura dan Hongkong terus tertinggal di antara sesama negara Asia Pasifik. Namun begitu, keduanya tengah berupaya untuk melakukan pemulihan," tandas Walters.
sumber : kompas.com
Prediksi lonjakan transaksi tersebut berangkat dari pencapaian sepanjang 2014 lalu yang tercatat sebesar 131 miliar dollar AS (Rp 1.625 triliun).
Head of Research Capital Markets JLL Asia Pacific, Megan Walters, menjelaskan,berakhirnya quantitative easing (QE) di Amerika Serikat dan harapan bahwa suku bungaakan naik mendorong aktifnya akuisisi aset.
"Ekuitas swasta atau private equity (PE) hampir pasti akan menjadi pembeli dan penjualaktif di wilayah tersebut pada 2015. Sepanjang 2006-2007, dana PE melonjak lebih dari 10 miliar dollar AS atau Rp 124 triliun," tutur Walters dalam keterangan tertulis yang dikirimkan melalui surel kepada Kompas.com, Rabu (21/1/2015).
Meningkatnya volume transaksi komersial didukung oleh pasar terbesar di Asia Pasifik, yakni Australia, Jepang, dan Tiongkok, serta Korea Selatan, dan Selandia Baru.
"Investor menjadi lebih fleksibel dalam memilih tujuan investasi. Kami melihat investor baru beralih ke pasar Korea Selatan, India, Thailand dan negara berkembang lainnya. Sementara Singapura dan Hongkong terus tertinggal di antara sesama negara Asia Pasifik. Namun begitu, keduanya tengah berupaya untuk melakukan pemulihan," tandas Walters.
sumber : kompas.com
Comments